Senin, 12 Juli 2010

Ahmad Patimura Lusy

Thomas Mattulessy merupakan tokoh fiktif yang harus dihapus dari catatan sejarah Indonesia. Yang sesungguhnya ada adalah Patimura yang memiliki nama ash Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy. Tokoh ini lahir di Hualoy, Seram Selatan, wilayah Islam tahun 1783. Ini sekaligus membantah versi pemerintah yang menyebut Patimura lahir di Saparua. Mat Lussy merupakan bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kasim Al¬lah, Pelayan Allah) atau dalam lidah Maluku disebut ‘Kasimiliali’.

Dalam buku biografi versi pemerintah yang ditulis M Sapija dikatakan jika Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayahnya bernama Anthoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau bukan nama orang tetapi nama sebuah negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan”.


Keterangan Sapija tersebut janggal. Sapija tidak jujur dengan tidak menuliskan sebagai Pelayan Allah dan Sapija tidak menyebut Sahulau itu adalah kesultanan. Lalu Sapija juga mengada-adakan marga Pattimura Mattulessy, padahal di negeri Sahulau tidak ada marga Pattimura atau Mattulessy. Di sana hanya ada marga Kasimiliali yang leluhur mereka adalah Sultan Abdurrahman. Penulis sendiri pernah langsung berdiskusi dengan salah seorang Panglima Perang Hitu di tahun 1999 dimana dia menyatakan jika Patimura adalah Marga Muslim sedangkan Mattulessy adalah Kristren. Jadi tidak ada yang namanya Patimura Matulessy. Yang beranam Patimura pastilah dia seorang Muslim.

Mansyur Suryanegara menyatakan marga Patimura masih ada sampai kini. Dan semua orang yang bermarga Pattimura sekarang ini beragama Islam. Orang-orang tersebut mengaku ikut agama nenek moyang mereka yaitu Pattimura. Dan lagi, Maluku pada masa itu dipenuhi oleh kerajaan-kerajaan Islam dengan empat kerajaan Islam besar yakni Tidore, Ternate, Bacan, dan Jailolo. Begitu banyak kerajaan Islam di sini sehingga Ibnu Batutah menyebutnya sebagai lazirah al-Mulk’ atau Tana Para Raja.’

Dalam wawancara dengan penulis di kediamannya di Bandung pada 2001, Mansyur menyatakan jika umat Islam itu mayoritas di Maluku dan Ambon, jadi bukan wilayah Kristen. “Ada cara mudah untuk membuktikannya, lihat saja dari dari pesawat yang sedang terbang, akan terlihat banyak masjid atau banyak gereja. Kenyataannya, lebih banyak menara masjid daripada gereja di sana.”

Dan lagi, adalah fakta sejarah jika nyaris seluruh perlawanan terhadap penjajah¬apakah itu Portugis, Spanyol, atau pun VOC -Belanda—seluruhnya dibangkitkan oleh tokoh-tokoh Islam. Ini disebabkan antara lain semua penjajah itu membawa misi penyebaran salib. Jadi amat aneh jika ada orang-orang non-Muslim yang juga mengangkat senjata melawan para misionaris imperialis Mi. Bukankah ini berarti perlawanan Para Domba terhadap Sang Gembala? Jelas mustahil. Adalah fakta sejarah pula jika prang¬orang pribumi yang mau memeluk agama kaum penjajah ini akhirnay bergabung dan mau menjadi tentara kaum penjajah yang rnemerangi bangsanya sendiri.

Salah satunya adalah tentara Marsose yang diterjunkan ke Aceh yang terdiri dari orang-orang pribumi non-Muslim yang bekerja melayani para penjajah.

Seluruh perlawanan yang dibangkitkan merupakan perlawanan terhadap upaya 3G (Gold, Glmius, and Gospel) yang dibawa para kafir penjajah. Demikian pula yang dikobarkan Ahmad Lusy Patimura. Pada 1817, Patimura berhasil merebut Benteng Duurstede di Saparua, dan menewaskan residen Van den Bergh. Jihad ini meluas ke Ambon, Scram, dan tempat-tempat lainnya. Jihad yang digelorakan Patimura bisa kita lihat dalam tradisi lisan Maluku yang masih terpelihara hingga kini, yang antara lain beribunyi:
Yami Patasiwa
Yami Patalima
Yami Yama’a Kcpitan Mat Lussy
Matulu lalau Kato Sapambuine Ma Parang kua Kompania
Yami jama’a Kapitan Mat Lussy
Isa Nusa messe
Haro,
Hario,
Manu msi’a yare uleu uleu ‘o
Mane yascunma yare uleu-uleu ‘o
Talano utak; yare uleu-uleu’o.
Melano lette tuttua murine
Yami malawan sua mena miyo
Yami malawan sua mena miyo
(Kami Patasiwa
Kami Patalima
Kami semua dipimpin Kapitan Ahmad Lussy
Semua turun ke kota Saparua
Berperang dengan Kompeni Belanda
Kami semua dipimpin Kapitan Ahrnad Lussy
Menjaga dan mempertahankan
Semua pulau-pulau ini
Tapi pemimpin sudah dibawa ditangkap
Mari pulang semua
Ke kampung halaman masing-masing
Burung-burung garuda (laskar-laskar Hualoy)
Sudah pulang-sudah pulang
Burung-burung talang (laskar-laskar sekutu pulau-pulau)
Sudah pulang-sudah pulang
Ke kampung halaman mereka
Di balik Nunusaku
Kami sudah perang dengan Belanda
Mengepung mereka dari depan
Mengepung mereka dari belakang
Kami sudah perang dengan Belanda
Memukul mereka dari depan
Memukul mereka dari belakang)
Pertempuran kian sengit. Belanda lagi-lagi minta bantuan dari Batavia. Akhirnya Ahmad Lussy dan pasukannya tertangkap Belanda. Pada 16 Desember 1817, Ahmad Lussy dan para mujahidin Ambon menemui svahid di tiang gantungan kafir Belanda.
Sumber: Eramuslim digest, edisi koleksi 9

28 komentar:

  1. Benar, aeaungguhnya banyak kekeliruan sejarah & pembohongan sejarah/fakta dalam sejarah perjuangan Indonesia di masa lampau yg dipelopori oleh kaum2 salibis beserta misionarisnya yg dalam agama mereka sendiri banyak pembohongan kekeliruan & kontradiksi dalam Al-Kitab (BibLe) mereka.

    Jadi kesimpulannya umat kristen adalah kaum atau orang2 yg sudah terbiasa berbohong & menipu, merubah2 & menggonta-ganti naskah, khususnya naskah sejarah masa lampau.
    Jangankan sejarah perjuangan Indonesia, Alkitab mereka sendiri aja mereka rubah-rubah & gonta-ganti semau & seenak mereka sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sob , klo mw coment tolong jgn bwa2 Unsur agama , apalagi smpe menghina agama kristen ?
      kamu tahu apa tentang alkitab ............ Dasar Goblokkkkkk

      Hapus
    2. Tak bisa menahan emosi saat berargumen cerdas, tak pantas berdiskusi

      Hapus
  2. ane sangat gak stuju gan,,
    bisa2 blog ni dianggap melanggar karena berbau agama gan..

    saya tutur berduka ya gan,, terhadap pemikiran anda yang radikal..
    awas lho kena Undang Undang ITE..
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang anda lakukan ini penipuan publik!!!!mohon,siapun yang membaca ini.jangan dipercaya

      Hapus
  3. Goblok nhe kamu , yang tulis artikel ini .....
    kamu punya bukti apa ???
    malah artikel ini mengandung unsur SARA .....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang kenyataan nya begitu. Gak ada penajajah muslim. Yg ada penjajah kristen. Dgn cita2 dr paus mereka gold gospel glory. Cermati cerita2 sejarah om. Jgn terlalu bangga dgn agama penjajah. Islam dr dlu hidup berdampingan dgn hindu budha animisme dinamisme aman2 aja nusantara. Tp setelah datang penjajah kristen tau sendiri cerita nya gmna

      Hapus
  4. Saya setuju untuk tidak menghina agama. Tapi kalau bicara bukti, bicara ilmiah, berarti perlu pembuktian, silahkan anda baca buku api sejarah. Temui langsung semua narasumber dr referensi yg ada, karena begitu banyak referensi disana, pernah membuat karya tulis ilmiah bukan? Walaupun sejarah tidak sesimpel itu

    BalasHapus
  5. ternyata benar namanya ahmad patimura lusy bukan Thomas Matulessy

    BalasHapus
    Balasan
    1. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=622475051632144&id=100016089636971

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Penyesatan Sejarah Indonesia - Ustadz Adi Hidayat sumber: https://www.youtube.com/watch?v=a2VjaK8R8JM

    Jika ada yang tidak puas, bisa langsung ditanyakan kepada yang bersangkutan. Fakta vs Fakta, Data vs Data. Debat vs cuekin aja

    BalasHapus
  8. Namanya Ahmad Lusi, bisa di cek copas link youtubenya.

    BalasHapus
  9. Saya asli maluku. Dulu kebanyak yg masuk kristen itu gak melakukan perlawan dan hanya sedikit saja. Sape sekarang kok. Mrs ketuanya malah dilindungi belanda. Dan orang ambon kristen kiblatnya dibelanda.

    Sejarah berdasarkan siapa yg berkuasa. Tapi kebenaran pasti ada saja jalannya untuk muncul. Insya allah.. mudah2an seluruh bangsa ini sadar dan bersatu biar kuat.

    BalasHapus
  10. Saya lebih setuju, beberapa sumber memnag mengatakan bahwa nama asli kapten patimura adalah "ahmad Lussy Patimura" bebeapa narasumber mencatat bahwa beliau memiliki pesantren di maluku (entah sampai saat ini masih ada atau tidak pesantren tersebut)

    Yang meyakinkan lagi, dari marga yang di sandang yaitu "patimura" beberapa kawan saya yang memang asli maluku pun mengatakan bahwa marga "patimura" mayoritas adalah muslim.

    Jadi sebenarnya memang perlu pembuktian untuk meluruskan dan mengembalikan kepada catatan sejarah yang sebenarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan marga pattimura, tapi marga Lussy. Marga Lussy adalah Islam. Salam dari Maluku..

      Hapus
    2. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=622475051632144&id=100016089636971

      Hapus
    3. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=622475051632144&id=100016089636971
      Tolong buka dan baca agar bisa tau asal usul Thomas Matulessy.jgn suka hoax

      Hapus
    4. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=622475051632144&id=100016089636971
      Tolong buka dan baca agar bisa tau asal usul Thomas Matulessy.jgn suka hoax

      Hapus
    5. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=622475051632144&id=100016089636971
      Tolong buka dan baca agar bisa tau asal usul Thomas Matulessy.jgn suka hoax

      Hapus
  11. TABEA saudara-saudara samua saya hanya ingin mengetahui lebih dalam tentang kapitan Pattimura jika ada yang punya narasumber ataupun silsilah yang dekat dengan kapiten pattimura tolong dikirim dan dibritauhkan agar ini tidak menjadi hoax belaka dan tidak menjadi dosa bagi kita semua agar kedepannya saya harap masalah tentang identitas kapiten Pattimura ini tidak lagi dipertanyakan lagi oleh banyak orang
    TABEA

    BalasHapus
    Balasan
    1. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=622475051632144&id=100016089636971
      Tolong buka dan baca agar bisa tau asal usul Thomas Matulessy.jgn suka hoax

      Hapus
  12. memang dulu nusantara keyakinannya adalah mayoritas islam dan hindu budha, mereka semua hidup rukun damai, tetapi datanglah sang pengacau portugis membawa misi 3G (gold glory gospel) dari paus, pribumi dipaksa beragama kristen kali tdk mau dipenggal kepala mereka. (paus juga mengirim spanyol ke filipina yg berpenduduk mayoritas muslim), intinya paus kurang ajar kristen teroris itulah kebenaran sejarah sesungguhnya, kafir itu artinya menutupi kebenaran demi kepentingan nafsu mereka

    BalasHapus
  13. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=622475051632144&id=100016089636971

    BalasHapus
  14. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=622475051632144&id=100016089636971

    BalasHapus
  15. Kalian hanya sekelompok orang orang bodoh yang tidak terima dengan fakta sejarah
    Dan mencoba untuk merubah sejarah

    BalasHapus