Senin, 28 Juni 2010

Rencana Eretz Yisrael

Rencana Eretz Yisrael
Oleh Wawan Kurniawan
The Promise Land

“Dari Nil ke Eufrat” (Theodor Herzl, Complete Diaries, Vol.II, hal 771)

“Tanah yang Dijanjikan memanjang dari Sungai Nil ke Eufrat. Itu termasuk bagian Suriah dan Lebanon” (Testimoni Rabi Fischmann, anggota Jewish Agency for Palestine, di depan UN Special Committee of Enquiry pada 9 Juli 1947)

Tulisan Saudara Ibnu Burdah tentang “Rencana Strategis Israel” (Republika, 06/10) menarik untuk dicermati lebih jauh. Pencermatan itu diperlukan karena Ibnu Burdah tidak memfokuskan bahasan opininya apa sebenarnya rencana strategis Israel itu. Ibnu Burdah hanya sekadar memberi pengantar: batas final pada 2010.

Rencana Pendek 2010
Istilah yang lebih tepat dan sering dikatakan Ehud Olmert adalah batas permanen (permanent border). Olmert ingin batas permanen Israel selesai pada 2010 (David Makovsky, Olmert’s Bold Stand, USA Today, 19/05). Batas permanen ini diberlakukan hanya di Tepi Barat (West Bank) saja. Sedangkan, Jalur Gaza sudah mempunyai batas permanen karena wilayahnya yang mudah diatur (lihat Gaza Strip Border Crossings, Washington Institute for Near East Policy, 2005).

Ariel Sharon, sebelum terkena stroke, sudah menandaskan ketidaktertarikannya dengan Jalur Gaza. Jika melihat data CIA World Factbook 2005, Jalur Gaza merupakan wilayah sempit (620 km2) dengan penduduk padat (1.376.289 jiwa). Gaza memiliki pertumbuhan populasi 3,77 persen, rata-rata kelahiran 40,3 kelahiran per seribu penduduk, dan tingkat kesuburan 5,91 anak per wanita.

Gaza tidak cocok dengan tuntutan pemenuhan-meminjam istilah Nazi-lebensraum (ruang hidup) bangsa Yahudi di masa mendatang. Oleh karena itu, penarikan mundur tentara Israel dari Gaza pada 12 September 2005 kemarin bukan berdasarkan pada belas kasih atau tekanan internasional melainkan pada satu kenyataan saja: wilayah ini tidak layak untuk diduduki.

Tepi Barat merupakan wilayah dengan “tapal batas irisan” dengan wilayah Israel yang berliku-liku dan banyak kelokan. Ada beberapa bagian tanah Palestina yang menjorok ke wilayah Israel dan sebaliknya. Nah, batas permanen dibangun di atas bagian terluar wilayah Israel yang menjorok itu. Artinya, Israel akan mengakuisi tanah Palestina yang berada di dalam batas permanen itu secara sepihak.

Yang dimaksud tapal batas irisan adalah jalur hijau (Green Line) yang disebut juga sebagai batas wilayah sebelum perang 1967. Jalur hijau inilah yang diminta Hamas jika Israel menyetujui hudnah (gencatan senjata) selama 10 tahun.

Jika dihitung, batas permanen itu merampas 46 persen (2685 km2) wilayah Tepi Barat: 7,4 persen dari perbatasan lama (Green Line 1967), 2,1 persen blok, 8 persen tanah di belakang tembok, dan 28,5 persen Lembah Jordan. Bisa dipastikan batas permanen yang berupa tembok batu solid setinggi 10 kaki itu menusuk jauh ke dalam wilayah Tepi Barat dan mengeratnya menjadi enclave-enclave dengan begitu banyak checkpoint (pos pemeriksaan).

Jika Tembok Berlin sudah lama runtuh dan segregasi rasialis apartheid ala Afrika Selatan sudah lama berakhir, tembok “batas permananen” rasialis kini ada di Palestina.

Mengembangkan Perumahan

Olmert memiliki maksud tersendiri dengan batas permanen itu. Maksud itu berupa: ekspansi perumahan (settlement), mengamankan sumber air, dan mengukuhkan Jerusalem.

Di belakang tembok pembatas itu, Israel terus-menerus memperbesar kawasan pemukiman hingga mengepung Jerusalem Timur. Rencana E-1 (East-1 Plan) berusaha mewujudkan pemukiman Yahudi yang melingkari Jerusalem Timur: Givat Ze’ev di utara, Ma’aleh Adumim di timur, dan Etzion di selatan. Ma’aleh Adumim mencakup 53 km persegi dengan kapasitas mencapai 30 ribu residen.

Pada 1999, ada 177.441 orang Yahudi di Jerusalem Timur dan sekitarnya. Lalu bertambah menjadi 192.176 (2000) dan 203.443 (2001) (Israeli Settlements in the West Bank, Peace Now Settlement Watch, 31/12/01). Belum terhitung pada tahun 2006 ini.

Irosnisnya, dunia internasional (dan dunia Islam) tidak tanggap terhadap perkembangan ini. Sesungguhnya pembangunan pemukiman Israel itu jelas-jelas melanggar Resolusi DK PBB 446 (22 Maret 1979), 452 (20 Juli 1979), 465 (1 Maret 1980), dan 471 (5 Juni 1980). Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel selalu abstain dalam 4 resolusi tersebut.

Transfer orang Israel guna menempati pemukiman itu melanggar Protokol Jenewa Keempat pasal 49. Pasal itu menyatakan: “The Occupying Power shall not deport or transfer parts of its own civilian population into the territory it occupies.” Terlebih lagi, dalam Perjanjian Oslo (13 September 1993) Artikel V “Transitional Period and Permanet Status Negotiations” yang diagung-agungkan oleh Barat dan PLO itu sendiri tidak membahas masalah-masalah krusial seperti status Jerusalem, hak kembali para pengungsi dan pembangunan pemukiman Israel. Lengkap sudah ketidakberdayaan itu.

Menggenggam Jerusalem

Pengembangan perumahan dan transfer penduduk ini mempertegas kenyataan bahwa Israel tidak akan mengembalikan Jerusalam Timur ke Palestina. Israel merampas Jerusalem Timur pada perang 1967. Israel secara resmi menjadikan Jerusalem menjadi ibu kota melalui sebuah UU Dasar (Basic Law)pada 30 Juli 1980. “Jerusalem, complete and united, is the capital of Israel.” Tidak lama setelah itu, tepatnya 20 Agustus 1980, DK PBB mengeluarkan Resolusi 478 yang menentang penjadian ibu kota itu.
“Kota ini adalah kota yang dipilih Tuhan sebagai ibukota bangsa Yahudi. Tidak ada kekuatan di dunia yang bisa mengubahnya,” pesan mesianis Olmert kepada turis-turis Kristen yang datang melalui International Christian Embassy in Jerusalem (ICEJ) (Yedioth Ahronoth, 08/10). ICEJ dibentuk pada 1980-an untuk mendukung Israel.

Politik Air
Air dan nuklir adalah dua penopang utama eksistensi Israel di Timur Tengah. Air adalah sumber daya yang harus dikuasai Israel, bukan minyak. Karena menurut penulis, konflik abadi di Timur Tengah setelah minyak habis (peak) adalah air. “History reveals that water has frequently provided a justification for going to war: It has been an object of military conquest, a source of economic or political strength and both a tool and a target of conflict.” (James R. Lee dan Maren Brooks, Conflict and Environment: Lebanon’s Historic and Modern Nightmare, 1996)

Sebelum perang 1967, Israel hanya menguasai dua sumber air: laut (yang didesalinisasikan) dan Sungai Dan. Tetapi setelah 1967, Israel mendapat tiga sumber tambahan: Lembah Jordan, Sungai Banias (utara Dataran Tinggi Golan), dan Sungai Hasbani.

Sengketa Israel dengan negara-negara tetangga disebabkan oleh pendefinisian batas wilayah yang notabene terdapat (atau dekat dengan) sumber air. Suriah menuntut “penetapan kembali batas 1967″ yang dengan itu memungkinkan Suriah mengakses Sungai Jordan dan Laut Galilee. Konflik air Israel-Jordan diselesaikan di Wadi Araba pada Oktober 1994. Demikian halnya dengan Palestina-Israel (Sharif S Elmusa, The Water Issue and the Palestinian-Israeli Conflict, The Center for Policy Analysis on Palestine, Desember 1993).

Hampir separuh dari air yang digunakan oleh Israel berasal dari pertarungan dan perampasan dengan tetangganya (Thomas R Stauffer, Water and War in the Middle East: The Hydraulic Parameters of Conflict, The Center for Policy Analysis on Palestine, Juli 1996). Dan karena itu, mustahil bagi Israel mau mengembalikan kawasan yang terduduki semisal Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan kepada pemilik aslinya (Isabelle Humphries, Breaching Borders: The Role of Water In The Middle East Conflict, Washington Report on Middle East Affairs, September/Oktober 2006).

Sheeba Farm yang dijadikan Israel sebagai batu loncatan merampas Sungai Litani. Ada dugaan, perang Juli kemarin mengupayakan area Sungai Litani sebagai zona aman dengan membersihkan Hizbullah. Sungai Litani yang mempunyai kemampuan menghasilkan 920 juta meter kubik air bersih kualitas tinggi per tahun hanya berjarak 4 km dari perbatasan Israel.

Israel sudah lama ingin menguasai Sungai Litani (lihat Hussein A Amery, The Litani River of Lebanon, The Geographical Review, July 1993; Arnon Soffer, The Litani River: Fact and Fiction, Middle Eastern Studies, Oktober 1994; Ronald Bleier, Israel’s Appropriation of Arab Water: An Obstacle to Peace, Middle East Labor Bulletin, Spring 1994). Ben Gurion dan Moshe Dayan (Kepala Staf Tentara Israel 1953-1958) berungkali menyarankan penguasaan Sungai Litani.

Bahkan ketika perang 34 hari kemarin telah usai dan pasukan PBB telah tiba, Israel masih mencuri air Lebanon. Sebuah harian terbitan Beirut (Daily Star, 25/09) memberitakan hal tersebut.

Konflik Internal Palestina
Kisruh internal Palestina antara Hamas sebagai pemenang pemilu 25 Januari 2006 dengan Fatah yang telah berkuasa selama sepuluh tahun lebih membawa keuntungan sendiri bagi Israel. Ketiadaan soliditas Palestina membuat Israel bisa menjalankan agenda-agenda besarnya.

Meski dari permukaan luarnya Israel menganggap perseteruan Hamas-Fatah sebagai masalah internal Palestina (Financial Times, 10/6), ada sinyalemen Israel membantu salah satu pihak yang bertikai.

Terbetik kabar, Abbas meminta izin dari Israel untuk memperbesar jumlah pasukan pengawalnya, Force 17, dari 2 ribu menjadi 10 ribu (Ha’aretz, 28/05). Ekspansi pasukan ini mendapat bantuan senjata dari Israel melalui negara ketiga (Ha’aretz, 29/05). Ini menjawab kontroversi klaim Israel yang mengirim senjata ke Palestina (Mail & Guardian, 26/05) meskipun disangkal Fatah.

Lawatan Menlu AS Condoleezza Rice ke Timur Tengah kemarin mampir di Tel Aviv dan juga menemui Abbas. Tak lama sesudah itu, AS memberi bantuan 20 juta dolar kepada Fatah untuk memenangi pertarungannya dengan Hamas (VOA News, 05/10).

Melalui dua organnya yang sering campur tangan di negara-negara berkembang, National Democratic Institute (NDI) dan International Republican Institute (IRI), AS menyalurkan 42 juta dolar guna memperkuat kelompok-kelompok anti pemerintah (Reuters, 14/10).

Bulan-bulan ke depan akan menjadi ujian berat bagi Hamas. Mesir, Qatar, dan Jordan memberi peringatan bahwa Israel mempersiapkan operasi masif ke Jalur Gaza guna membebaskan Gilad Shalit. Bersamaan dengan itu, Fatah bersiap melanjutkan konfontrasinya (Fatah preparing showdown with Hamas, Jerusalem Post, 24/10).

Setali Tiga Uang, Buruh-Kadima-Likud

Kenyataan polarisasi di ranah politik Israel, yaitu kiri (Buruh), tengah (Kadima), dan kanan (Likud) tidaklah merefleksikan polarasasi kebijakan luar negeri. Mereka sama berkonvergen pada pendirian negara Israel di tanah Palestina.

Kadima merupakan sempalan Likud. Sedangkan Likud merupakan pengusung ide-ide nasionalis kaum Zionis Revisionis yang digagas oleh Zeev Jabotinsky. Di kalangan Yahudi, bisa dikatakan Jabotinsky adalah pemikir terbesar setelah Theodore Herzl.

Kaum Revisionis mengklaim daerah antara Sungai Eufrat dan Sungai Nil sebagai tanah Yahudi (Paul Findley, Deliberate Deceptions: Facing the Facts about the US-Israeli Relationship, 1993). Dua ideolog utama Likud, Menachem Begin dan Yithak Shamir adalah murid langsung Jabotinsky.

Visi Buruh juga sama saja. “Mimpi batas Israel meliputi selatan Lebanon, selatan Suriah, Jordan hari ini, Tepi Barat, dan Sinai” dinyatakan oleh Ben Gurion di pertemuan World Council of Poale Zion (cikal bakal Buruh) 1938. Tokoh Buruh lainnya, Yithak Rabin, semasa menjadi menteri pertahanan (1984-1990) mengeluarkan kebijakan kontroversional “mematahkan lengan dan kaki” para demonstran intifada Palestina yang umumnya adalah anak-anak dan remaja.

Jabotinsky mendirikan Haganah (Defender). Begin dengan Irgun Zvai Leumi (National Military Organization), Shamir dengan Lehi (Lohamei Herut Yisrael/Freedom Fighters of Israel), dan Rabin dengan Palmach (penyerang). Semuanya adalah organisasi paramiliter yang menyokong pendirian negara Israel dengan meneror warga Arab (Cf. J. Boyer Bell, Terror out of Zion: The Irgun, Lehi Stern and the Palestine Underground, 1977).

Jika-mengutif Paul Fenley-Likud adalah nasionalisme mesianis dan Buruh sebagai sekuler pragmatis, Kadima adalah sinkretis keduanya. Hanya dalam waktu 3 bulan semenjak dinyatakan sebagai pemenang pemilu 2006, Kadima sudah berani membuat ulah dengan menginvansi Lebanon.

Olmert (61 tahun) dan menlu sekarang, Tzipi Livni, merupakan Likudites. Shimon Peres (83), wakil PM, awalnya merupakan aktivis kawakan Buruh yang kemudian bergabung dengan Kadima karena ajakan Ariel Sharon. Emir Peretz, ketua Buruh, menjadi menhan dalam kabinet Olmert. Dulunya, Peretz adalah anggota awal gerakan kiri Peace Now.

Jelas, warna Likud lebih dominan daripada Buruh. Olmert dengan sepengetahuan Peres membuat kesepakatan bahwa Livni-lah yang akan menjadi pengganti Olmert bila Olmert tidak dapat bertugas sebagaimana mestinya. Olmert sendiri sudah memberi sinyal akan menggeser ke kanan (New York Sun, 10/10).

Kabar terbaru, partai yang paling kanan (extreme right), Yisrael Beiteinu (Israel Rumah Kita), telah bergabung dengan aliansi Kadima-Buruh sejak 23 Oktober kemarin. Sebelas kursi Yisrael Beiteinu menyebabkan kursi total pendukung Olmert menjadi 80 atau dua pertiga parlemen.

Sang pemimpin partai fasis ini, Avigdor Lieberman, mendapat kursi baru s”Kementerian Ancaman Strategis” yang khusus merespon perilaku Iran. Sebenarnya, Lieberman adalah politisi hasil kaderisasi Netanyahu. Dia sempat menjadi orang penting Likud pada 1993-1996.

Lieberman adalah otak penentu kesuksesan Netanyahu pada kampanye 1996. Sharon memuji Lieberman sebagai menteri yang paling kapabel dalam kabinet 2001 dan 2003 (Scotsman, 10/23). Bisa dikatakan, Lieberman adalah “bayangan” Netanyahu dengan tipikal khusus: banyak bicara.

Sebuah poling yang dipublikasi harian terkemuka Israel Yedioth Ahronoth (21/10) mendudukkan Lieberman sebagai orang kedua yang pantas menjadi PM Israel mendatang setelah Netanyahu. Oleh karena itu, Lieberman dan Livni (keduanya sama-sama berumur 48 tahun) merefleksikan bagaimana Israel di masa depan.

Memang benar kelahiran Kadima mengguncangkan konstelasi politik Israel tetapi tidak untuk Timur Tengah. Pada dasarnya, Kadima adalah wajah lain Likud dan Buruh. Harapan besar yang digantungkan oleh media massa Barat kepada Kadima adalah propaganda absurd yang menyesatkan.

Pembangunan batas permanen, perluasan pemukiman, pengepungan Jerusalem, dan pencurian air memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Semua itu berjalan mulus dan lancar karena terselubungi oleh masalah-masalah yang sebenarnya tidak signifikan. Masalah-masalah yang direkayasa oleh Israel untuk mengalihkan perhatian dunia internasional dari apa yang sebenarnya terjadi.

Tahun 2010 hanyalah rencana transisi saja. Visi Israel yang sebenarnya adalah seperti gambar bendera nasionalnya: bintang David di antara garis biru atas dan bawah. Hal itu berarti men-Zionis-kan wilayah-wilayah di antara Sungai Nil dan Eufrat. Itulah Eretz Yisrael (Israel Raya).

sumber: http://kainsa.wordpress.com
Selengkapnya »»»

Minggu, 27 Juni 2010

PKS dibangun oleh tangan-tangan INTEL

Informasi ini udah lama beredar, saya dapat dari millis. Cuma mau kasih tahu aja. Buat renungan bagi kita, wa bil khusus buat ikhwan akhawat PKS. Ini perlu diingatkan, meskipun bakalan tidak disukai. Biarin aja tidak disukai asal saudaraku selamat dari bahaya besar yang tidak diketahuinya. Jangan terlalu serius buat apa-apa yang sebenarnya dikendalikan sama intelijen.

Rumus utama binaan intel
Bila dia ditangkap lalu dibebaskan maka kemungkinan besar dia sudahjadi anjing suruhan, bila dia istiqamah pasti dikubur. Dan bila dia dibebaskannya tahun 1970-1988 maka 100 % dipastikan dia binaanintel karena era 1970-1988 adalah era Ali Moertopo dan L.B Moerdanidua Jendral yang paling anti islam, mereka tidak akan membebaskananggota ekstrim kanan kalau tidak berguna untuk menghancurkangerakan islam. Dan dua jendral inilah yang membuat metode penghancurangerakan islam dengan menggunakan islam radikal. Bagi yang pernah aktif di Pengkaderan Inti IM, memang tercium sekalirencana dan pola gerakannya yang penuh rahasia dan membuat jaringantanpa nama terkesan didesain dan dirancang oleh suatu gerakanintelejen dan kayaknya sangat tidak mungkin dirancang olehperorangan........

Mengenal Sejarah PKS: Soeripto

Adalah kader Milsuk (Militer Sukarelawan) dan intelijen binaanPangkowilhan (Wijoyo Suyono, Soerono atau Wahono), tetapi secarakronologi mengaku ditarik Kharis Suhud (Kodam Siliwangi) pada tahun1967 - 1970 dan secara struktur komando berada dibawah Yoga Sugamayang saat itu dikomandani Sutopo Yuwono. Sebagai kader intelSoeripto berada satu level dengan Agum Gumelar (Satu-satunyajenderal TNI yang pernah menyatakan diri akan bergabung dgn PartaiKeadilan, namun sehari kemudian pernyataan tsb diralatnya sendiribahwa yg dimaksudnya partai Keadilan adalah Pertai Keadilan danPersatuan / PKP dibawah pimpinan Edy Sudrajat).

Soeripto dalam berbagai media menceritakan riwayat hidupnya dalam dunia intelejen dengan gamblang, sekalipun sudah mengaku menjadi mantan sejak tahun 1970 akan tetapi beberapa sumber menerangkan bahwa Soeripto tetap mangkal di kantor BAKIN yang lama karena mengikut dan tetap bersama Roedjito. Menurut beberapa teman dekatnya Soeripto juga tak segan-segan nekad mengklaim mewakili KADIN ketika berkunjung ke China agardapat sambutan dan fasilitas istimewa dari pemerintah China.

Harokah Ikhwanul Muslimin atau Harakah Tarbiyah

Dalam perkembangan pergerakan Islam di Indonesia, pada tahun 1984muncul kubu Helmi Aminuddin bin Danu Muhammad Hasan. Helmi Aminuddin-sekarang jadi ketua majlis syura PKS- pernah menjadi Menlu NII komando Adah Djaelani. Pernah ditangkap oleh Kopkamtib pada tahun 1980 dan sempat ditahan pihak militer selama kurang lebih 3 tahun namun kemudian dilepaskan dari Rumah Tahanan Militer Cimanggis tanpa melalui persidangan pada tahun 1984.

Selanjutnya Helmi Aminuddin menyatakan keluar dari struktur maupunajaran NII komando Adah Djaelani, kemudian ditampung dan dipeliharaoleh mantan tokoh Bakin (Soeripto). Soeripto menjadi sponsorsekaligus promotor dan bertindak sebagai pemberi tugas kepada HelmiAminuddin antara lain untuk mengadopsi ajaran dan manhaj sertaberhubungan langsung secara organisasional dengan gerakan IkhwanulMuslimin faksi Qiyadah Syaikh Sa'id Hawwa di Timur Tengah sekitartahun 1985. Maka pergilah Helmi Aminuddin ke Timur Tengah untukmengadopsi gerakan Ikhwan tsb sekalipun alasan kepergiannya kesanaHelmi mengatakan untuk menyelesaikan studinya yang belum rampung.

Sepulangnya dari Timur Tengah Helmi Aminuddin mulai mengibarkan bendera gerakan IM-Ikhwanul Muslimin di Indonesia serayamelakukan klaim sebagai representasi gerakan Islam kaffah, universaldan menafikan seluruh gerakan Islam lain yg bersifat lokal diIndonesia. Pada tahun 1991 Helmi Aminuddin diangkat sebagai Mursyidatau elite komando organisasi gerakan Ikhwanul Muslimin untuk kawasan Asia Tenggara. Eksistensi gerakan ini cepat berkembangsecara signifikan khususnya di kawasan Ibu kota DKI Jakarta. Tetapi awal awal tahun 1998 nama Helmi Aminuddin tiba-tiba raib dariblantika gerakan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin yang bermarkas diYayasan Al-Hikmah di kawasan Jl.Bangka Jakarta Selatan, juga diYayasan Iqra' di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur sebagai basissentral pemukiman elite mereka, serta Yayasan Nurul Fikri di kawasan Depok. Bahkan Helmi sempat diisukan dipecat atau dima'zulkan kehabitat lamanya (NII), ada juga isu yang menyebut Helmi telah bergabung ke kelompok Syi'ah.

Akan tetapi pada kenyataanya Helmi Aminuddin bin Danu Muhammad Hasansebenarnya tetap menjadi orang nomor satu dan terpenting dalamkelompok gerakan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin ini, hanya mungkin dimasa kini keberadaan namanya dirasa perlu untuk sementara waktusecara resmi ditarik dari peredaran gerakan Ikwan, bahkan nama HelmiAminuddin (tadinya) tidak diakui keberadaanya oleh para elite dan komunitasPKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang ada sekarang. Mungkin inilahcara mereka menyembunyikan struktur (Siriyyatu Tandzhim) pergerakanIkhwanul Muslimin di Indonesia.

Kini Helmi Aminuddin mengkonsentrasikan diri secara khusus mengelolapesantren dan Islamic village di kawasan Cinangka Banten ataskucuran dana diantaranya sebagaian dari Bimantara, dari Timur Tengahserta dari Soeripto sebagai akses dana Orde Baru Cendana. HelmiAminuddin memanage / mengendalikan gerakan Ikhwanul MusliminIndonesia dari balik layar. Pada tahun 1998 berkat dibidani tangandingin Soeripto mantan Bakin tsb gerakan Tarbiyyah Ikhwanul MusliminIndonesia berhasil ikut partisipasi merayakan pesta demokrasi denganmenjadi salah satu kontestan. Saat itu gerakan Tarbiyah IkhwanulMuslimin Indonesia merubah manhajnya dan berubah bentuk menjadiPartai Keadilan (PK) dan kemudian bermetamorfosis lagi menjadi PKS(Partai Keadlian Sejahtera). Meskipun terbentuknya PKS ini menuaipro dan kontra ditubuh gerakan Ikhwan, tetapi melalui MusyawarahSyuro mereka perubahan menjadi partai PK saat itu mendapat mayoritassuara, sehingga secara resmi gerakan Ikwan telah berubah menjadipartai (Partai Keadilan).

Di tahun 1987 - 1988 aparat intelejen memang sedang getol menggarapdengan serius dengan memberi peluang bagi lahirnya dua kubu kekuatandakwah yang mengatasnamakan Islam namun secara subtansi salingbertentangan, yang pertama adalah kekuatan dakwah Islam IkhwanulMuslimin Mesir di bawah sponsor dan control tokoh Bakin Soeripto.Sedang yang kedua adalah kekuatan dakwah beraliran NII KW IX AbuToto yang sesat dan bermisi merusak Islam umumnya dan khususnyamelemahkan NII yang sebenarnya, yaitu yg menjadi musuh nomor wahidNKRI.

PKS sebagai metamorfosis dari gerakan Ikhwanul Muslimin Indonesiasecara resmi berdasarkan konstitusi Pancasila dan UUD '45walaupun asas partainya Islam.

Dalam hal ini Soeripto tetap tidak bersedia menjawab soal hubungandan kedekatannya dengan Danu Muhammad Hasan di awal Orde Baru maupundengan sang putra Danu, yaitu Helmi Aminuddin yang disebutnyasebagai ustadz muda (mursyid Ikhwanul Muslimin Asia Tenggara) yangdimulai tahun 1984 selama beberapa tahun di rumah Mas Ton ( HartonoMardjono) hingga akhirnya berubah menjadi Partai Keadilan di tahun1999 dan pada tahun 2003 menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Soeriptosebagai kader BAKIN oleh komunitas Ikhwanul Muslimin Indonesiasangat diyakini telah bersih / tobat dan berhasil dibina dandimanfaatkan oleh elite Ikhwan. Padahal siapa yang dimanfaatkan dansiapa yang memanfaatkan menjadi tidak jelas. Harap diingat bahwadunia intelejen tidak mengenal apa yang diistilahkan dengan pensiun,demikian halnya Soeripto, masih belum terbukti pemihakannya terhadapIslam sebagai sebuah kontra RI.

Berita diatas pernah diklarifikasi oleh para tokoh dan pengurus PKSsecara apologi diplomatis yg dialamatkan ke Majalah Dewan Rakyatmelalui Majalah SAKSI. Padahal akurasi data dan informasi tentangberita diatas sebenarnya bias dikonfirmasikan kepada sekitar 15tokoh yg salah satu diantaranya sudah almarhum, yaitu Bung HartonoMardjono(mantan tokoh DDII, tokoh PBB versi awal).

Tulisan diatas bukan sebagai fitnah, tetapi sebagai bahan renungandan penyelidikan bagi setiap muslim dan muslimah yg dengan ikhlasberjuang dalam Islam akan tetapi masih buta hebatnya serta rumitnyadunia intelejen musuh. Saya yakin para ikhwan di PKS banyak ygikhlash berjuang, tapi keikhlasan tsb sangat disayangkan kalaudimanfaatkan atau dibiaskan musuh. Beberapa ikhwan di PKS pernahbilang kalau sampai tingkat DPC keberadaan ikhwan diragukan, dalamarti sudah banyak intel disana. Namun yang harus diwaspadai bahwaintel itu justeru menyusup lewat atas, langsung menempel kalanganelite atau atasan sehingga bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan /langkah-langkah perjuangan. Sebagai contoh dikalangan ikhwan PKSsudah sangat kental dikenal dan difahami kalau dalam dunia politiksekarang adalah kondisi yg pada jaman Rosulullah tidak dialami,sehingga dengan bermetamorfosisnya Tarbiyah IM menjadi Parpol adalahsuatu ijtihad yg tidak melanggar syar'I dan meminimalisirpertumpahan darah. Tapi bisa jadi itulah salah satu pengaruhkebijakan intel untuk menumpulkan ghiroh dan membelokkan cita-citaperjuangan Islam secara perlahan. Tapi jangan salah menilai bahwaperjuangan Islam itu harus radikal dan membabi buta, itu salah !!!akan tetapi belajarlah dan pelajarilah sejarah .

Wallohi a'lam bi shawab
Yang benarnya dari Allah dan kesalahan semata-mata datang dari kelemahan saya.

Wassalaamu'alaikum wr.wb.
Some one.

Sumber: www.wanita-muslimah.com groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages [EMAIL PROTECTED]
Selengkapnya »»»